Apapun yang dilakukan secara berlebihan pastinya akan mendatangkan dampak negatif juga. Termasuk menggunakan sosial media. Walaupun kegiatan scroll timeline sampai berjam-jam itu terlihat aman dan tidak berbahaya. Namun ternyata ada bahayanya sosial media terutama pada kondisi psikologis kamu, loh.
Karena itu dalam artikel kali ini kita akan membahas bahaya sosial media terutama bagi kondisi psikologis penggunanya. Bukannya melarang untuk kamu menggunakan sosial media, nih tapi lebih baik jika kamu membatasinya sekarang juga. Agar tidak terkena dampak negatif seperti yang ada dalam daftar berikut ini.
Daftar Isi
1. Memiliki Efek Candu
Apakah kamu tahu, salah satu bahaya sosial media bagi anak muda adalah bisa membuat kecanduan. Bahkan ada penelitian yang mengungkapkan bahwa efek candu yang diberikan oleh bermain sosial media seperti Twitter setara dengan efek candu yang disebabkan oleh alkohol dan rokok. Anak muda lebih rentah pada efek candu terhadap sosial media ini.
Efek candunya juga tidak jauh berbeda, loh. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Daria Kuss dan Mark Griffiths dari Universitas Nottingham menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara penggunaan sosial media berlebihan dengan penurunan kualitas hubungan, penurunan prestasi akademi, dan penurunan kemampuan bersosialisasi.
2. Menyebabkan Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perasaan gelisah dan khawatir berlebihan. Hal ini juga biasanya diiringi dengan kesulitan untuk tidur dan berkonsentrasi. Ternyata menggunakan sosial media secara berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan kecemasan, loh. Hal ini secara garis besar dapat disebabkan karena pengguna sosial media terus menerus berusaha untuk mencapai standar sempurna yang ada di dalam sosial media.
3. Menyebabkan Depresi
Bahayanya sosial media yang selanjutnya bagi psikologi kamu adalah dapat memunculkan rasa depresi dalam diri. Depresi dapat memunculkan gejala seperti lemahnya suasana hati dan perasaan, perasaan tidak berharga, dan berputus asa secara berlebihan. Hal ini dapat dipicu karena pengguna sosial media secara konstan membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang dilihatnya di media sosial.
Tentu saja, kehidupan yang diperlihatkan oleh orang lain di media sosial hanyalah bagian baiknya saja. Selain itu rasa depresi bisa muncul karena adanya cyberbullying atau perundungan di dunia maya.
4. Adanya Fenomena FOMO
FOMO merupakan kependekan dari Fear of Missing Out artinya adalah ketakutan untuk ketinggalan hal yang sedang viral atau trend. Ini adalah fenomena baru yang disebabkan oleh keberadaan sosial media. Akhir-akhir fenomena ini lebih akut dan menjadi lebih berbahaya. Perasaan ketertinggalan dari hal-hal sedang viral dan trend dapat memicu kecemasan dan memengaruhi harga diri seseorang.
Para remaja adalah golongan yang sangat rentan pada fenomena FOMO ini begitu juga golongan anak muda lainnya. Hal ini membuat bahaya sosial media bagi remaja dan anak, namun tidak berarti bahwa orang dewasa tidak bisa mengalami fenomena FOMO ini.
5. Kurang Rasa Syukur
Berlebihan dalam menggunakan media sosial juga bisa menimbulkan kurangnya rasa bersyukur dalam diri kamu, loh. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya dalam media sosial orang-orang biasanya memamerkan bagian terbaik dalam hidupnya. Hal ini membuat kamu mungkin saja membandingkan dirimu dengan kehidupan orang lain yang dianggap lebih indah. Kemudian akhirnya mengurangi rasa syukur kamu atas hal-hal baik yang sudah kamu terima di dunia ini.
Menyebabkan rasa iri dan ketidakpuasan dalam hidup kamu yang sebenarnya sudah baik. Dalam hal ini, kita memerlukan kesadaran bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Orang lain juga pasti memiliki masalahnya sendiri. Sehingga kita harus meningkatkan rasa syukur dengan apa yang sudah kita dapatkan.
Itulah bahayanya sosial media bagi psikologis kamu, untuk kamu yang hobi mantengin timeline medsos lebih baik sekarang mengurangi kegiatan tersebut. Untuk kesehatan tubuh dan psikismu sendiri dan alihkan kegiatan ke kegiatan yang lebih produktif.